AYO DAFTAR DIGIE CLUB, SELAIN DAPET TEMAN BISA DAPAT DUIT 100.000 Rupiah PLUS ANDA JUGA BISA JADI AGEN PULSA ONLINE LOO ..
(UNTUK DAFTAR KLIK GAMBAR DIBAWAH,..BURUAN)

Riam Kanan City

Kunjangan saya di Riam Kanan

berpelukan di pantai selayar

liburan di pulau selayar harta karung sebuah pulau di selatan pulau sulawesi yang ke asliannya belum terjamah oleh tangan2 jahil

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 11 Oktober 2011

Jangan Mati Dulu Ibu... (Kasih Anak Sepanjang Jalan, Kasih Ibu Sepanjang Hayat)

Saat kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu. Sebagai balasannya, kamu menangis sepanjang malam.

Saat kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan. Sebagai balasannya, kamu kabur saat dia memanggilmu.

Saat kamu berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang. Sebagai balasannya, kamu buang piring berisi makanan ke lantai.

Saat kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna. Sebagai balasannya, kamu coret-coret dinding rumah dan meja makan.

Saat kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah. Sebagai balasannya, kamu memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.

Saat kamu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah. Sebagai balasannya, kamu berteriak.”NGGAK MAU!!”

Saat kamu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola. Sebagai balasannya, kamu lemparkan bola ke jendela tetangga.

Saat kamu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim. Sebagai balasannya, kamu tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.

Saat kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus bahasamu. Sebagai balasannya, kamu sering bolos dan sama sekali tak pernah belajar.

Saat kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun. Sebagai balasannya, kamu keluar dari mobil tanpa memberi salam.

Saat kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan teman-temanmu ke bioskop. Sebagai balasannya, kamu minta dia duduk di baris lain.

Saat kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa. Sebagai balasannya, kamu tunggu sampai dia keluar rumah.

Saat kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya. Sebagai balasannya, kamu katakan dia tidak tahu mode.

Saat kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya liburanmu selama sebulan. Sebagai balasannya, kamu tak pernah meneleponnya.

Saat kamu berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kamu kunci pintu kamarmu.

Saat kamu berumur 16 tahun, dia ajari kamu mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting. Sebagai balasannya, kamu pakai telepon nonstop semalaman.

Saat kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA. Sebagai balasannya, kamu berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kamu berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kamu tak malu di depan teman-temanmu.

Saat kamu berumur 20 tahun, dia bertanya, “Dari mana saja seharian ini?” Sebagai balasannya, kamu jawab,”Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”

Saat kamu berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kamu katakan,”Aku tidak ingin seperti Ibu.”

Saat kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kamu lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kamu tanya dia kapan kamu bisa ke Bali.

Saat kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu. Sebagai balasannya, kamu ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan. Sebagai balasannya, kamu mengeluh,”Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?”

Saat kamu berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu. Sebagai balasannya, kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kamu berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kamu katakan padanya,”Bu, sekarang jamannya sudah beda!”

Saat kamu berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kamu jawab,”Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu!”

Saat kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai balasannya, kamu memasukan dia ke panti jompo.

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Tiba-tiba kamu teringat semua hal yang belum pernah kamu lakukan untuknya. Dan semua itu memberi luka yang luar biasa dalam hatimu.

Penyesalan memang selalu datang terlambat, tapi jika kamu telah membaca ini, jangan pernah lewatkan kesempatan tuk menunjukkan betapa kamu menyayangi IBUMU...
louiesama is offline  

Rabu, 28 September 2011

Seorang Pedagang Kaya dan Pelayan Bodoh

Di sebuah daerah hiduplah seorang pedagang kaya. Ia mempunyai seorang pelayan yang sangat lugu, sehingga orang menyebutnya bodoh.
Suatu hari, si pedagang berkata pada pelayannya untuk pergi ke sebuah desa yang miskin untuk menagih hutang dari para penduduknya. "Hutang mereka sudah terlalu banyak," kata pedagang itu.
"Baiklah, tuan," jawab si bodoh. "Tetapi apa yang akan anda lakukan terhadap uang itu nantinya?"
"Belikan sesuatu yang tidak aku punya," jawab si pedagang.
Kemudian pelayan bodoh itu pergi ke desa. Ia menagih hutang satu demi satu dari para penghuni desa. Penghuni desa itu sangat miskin dan desa mereka baru saja menderita karena kemarau panjang.
Akhirnya, si pelayan bodoh menyelesaikan tugasnya. Di perjalanan pulang ia mengingat perintah tuannya, "belikan sesuatu yang tidak aku punya. "Apa, ya? Tuanku sangat kaya, bukankah ia sudah memiliki segalanya?" pikir si bodoh.
Setelah berpikir beberapa saat, si bodoh menemukan jawabannya. Ia kembali ke desa itu dan ia membagikan uang yang baru saja ia kumpulkan kepada para penghuni desa.
"Tuanku memberikan uang ini untukmu." katanya. Para penghuni desa sangat gembira. Mereka memuja kebaikan si pedagang itu.
Saat si bodoh pulang ke rumah dan melaporkan apa yang sudah ia lakukan, si pedagang menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu benar-benar sangat bodoh," ia mengeluh.
Waktu berlalu. Terjadilah sesuatu yang tidak diperkirakan. Pergantian pemimpin karena pemberontakan dan bencana banjir menghancurkan usaha pedagang itu.

Pedagang itupun bankrut. Ia meninggalkan rumahnya dan hanya si bodoh yang mengikuti dirinya. Saat sampai di sebuah desa, entah mengapa, para penduduk desa menyambut mereka dengan ramah dan hangat. Mereka menyediakan sebuah tempat dan makanan untuk si pedagang.

"Siapa para penghuni desa ini? dan mengapa mereka menolongku?" tanya si pedagang.

"Sebelumnya, tuan mengatakan padaku untuk menagih hutang dari para penduduk miskin desa ini." jawab si bodoh. "Tuan memintaku untuk membelikan sesuatu yang tuan tidak miliki. Aku pikir, tuan sudah mempunyai segalanya. Satu-satunya yang tuan tidak punya adalah cinta dari hati mereka. Kemudian aku mengembalikan uang itu atas nama tuan. Sekarang tuan menuai cinta mereka.
  

Kadang kita tidak menyadari, orang-orang yang kita pikir tidak penting, menjadi orang yang menolong kita di saat sulit. Sadarilah itu! Jangan lupakan sesamamu, karena tidak peduli seberapa kecil kebaikanmu, suatu hari kamu akan menuai berkahnya.

Minggu, 25 September 2011

"Palu Menghancurkan Kaca, Tetapi Palu Membentuk Baja"

Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu/masalah menghantam, kita akan mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah, dan jadi remuk redam.
Jika kita adalah kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita.

Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja. Mental baja adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya.

Mengapa demikian? Orang yang seperti ini selalu menganggap bahwa "masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi lebih baik". Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yg lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.

Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup, jangan pernah merespons dengan sikap yang keliru!
Jika kita adalah "baja", kita akan selalu melihat palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk kita.
Sebaliknya jika kita "kaca" maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan kita.

Jumat, 16 September 2011

Hati-Hati Pertanyaan Bodoh yang Memaksa Penjawabnya Menipu Anda !!!

Sebagai mahluk sosial sewajarnya kita saling menyapa dan menanyakan kabar tentang keadaan kawan kita, gimana kabar ente, kemana aja kok gak pernah eksis lagi, lama kita gak bersua, mau kemana dan dari mana tadi?

Dari beberapa contoh ungkapan kalimat tanya di atas, pertanyaan terakhir “mau kemana dan dari mana” adalah pertanyan yang sangat sering diungkapkan dalam keseharian kita, basa-basi model ini telah menjadi pertanyaan wajib ketika kita bertemu kembali dengan kawan yang baru saja meninggalkan kita untuk sekedar keluar memenuhi hajatnya.


Disadari atau tidak pertanyaan “dari mana dan mau kemana” adalah pertanyaan yang memancing bahkan memaksa kawan kita untuk berbohong dengan memberikan jawaban yang tidak benar. karena ungkapan ‘dari mana dan mau kemana’ adalah pertanyaan yang sudah masuk kedalam privasi mereka yang seharusnya kita tinggalkan dan tidak kita ketahui. Bagimanapun jika kawan kita menjawab dengan jujur maka bisa saja jawaban tersebut akan menguak sebuah rahasia, aib atau kejelekan yang seharusnya ditutup-tutupi kecuali bagi mereka yang urat malunya sudah terputus. Bagaimana mau jujur jika tempat yang akan atau telah dihampirinya adalah tempat yang tidak layak atau merendahkan martabat mereka.


Oleh karena itu pertanyaan “dari mana atau mau kemana” adalah pertanyaan yang seharusnya kita hapus dalam kamus basa basi kita dan menggantinya dengan kata sapaan lainnya seperti: “selamat pagi, selamat malam, selamat siang, atau sapaan yang paling simpel saja “apa kabar?” toh dengan ungkapan-unghkapan pengganti ini keakraban kita dengan mereka tidak menjadi renggang bahkan malah lebih baik karena ungkapan tersebut tidak terlalu masuk ke ranah privasi mereka.


Hmmm… apakah teman-teman setuju dengan argumen diatas, adakah solusi lain agar mereka ( kawan kita) tidak terpaksa berdosa karena telah berbohong kepada kita ?, jika tidak ada solusi lain maka mulai detik ini biasakan dan gantilah ungkapkan basa-basi”dari mana dan mau kemana” dengan pertanyaan: “ Apa kabar?”


sulit kah.?


“ Barang siapa percaya kepada Tuhan dan hari akhir maka bicaralah baik atau diam” ( al-hadis)


mari renungkan dan biasakanlah berkata baik...tanpa basa-basi menipu.

Member

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites